MAKALAH
Rahmat
Hidayat
Miftahul
Farid
M.
Andry Wijaya
POLTEKKES
KEMENKES BANJARMASIN
ANALIS
KESEHATAN
2013
– 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha yang telah memberikan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada saya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu
mata kuliah teori yang memberikan kami
kesempatan untuk melaksanakan tugas makalah Instrumentasi dengan materi Hemositometer dengan baik.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan
makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Banjarbaru,
14 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar…………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
BAB I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...........
1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………….….. 1
BAB II :Teori
2.1 Sejarah
Hemositometer…………………………………………… 2
2.2 Definisi Hemositometer............................................................ 2
2.3 Spesifikasi Hemositometer...................................................... 2
2.4Prinsip Kerja Hemositometer.................................................. 3
2.5 Cara Pengoperasian Hemositometer...................................... 6
2.7 Perawatan Hemositometer...................................................... 7
2.8 Kemungkinan
Resiko Kecelakaan............................................ 7
2.9 Trouble
Shotting....................................................................... 7
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 8
3.2 Saran……………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Alat
adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu perkakas, perabot
yang dipakai untuk mencapai maksud atau tujuan.Sebelum memulai praktikum
tentunya kita harus mengenal alat, bentuk dari alat tersebut, fungsi, dan cara
kerjanya. Agar nantinya pada saat praktikum kita tidak kesulitan ataupun salah
menggunakan alat tersebut. Alat yang berada dilaboratorium merupakan sarana
yang dipakai untuk menunjang terlaksanakannya kegiatan saat praktikum. Sebelum
dan sesudah melakasanakan praktikum, peralatan laboratorium yang digunakan
dibersihkan dahulu agar bersih. Tidak ada zat-zat atau kotoran lainnya yang
menempel. Ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keawetan peralatan
tersebut. Dan juga setelah selesai digunakan disimpan kembali ke tempatnya.
1.2 Rumusan
Masalah
Bagaimana
definisi mengenai alat laboratorium?
Bagaimana
gambar alat laboratorium?
Bagaimana
prinsif kerja alat laboratorium?
Bagaimana
cara penggunaan alat laboratorium?
Bagaimana
cara perawatan alat?
Bagaimana
resiko yang ditimbulkan dan penanganannya?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan untuk mengetahui dan menguasai sejarah alat, alat laboratorium, nama
alatlaboratorium, prinsip kerja alat,fungsi alat yang baik dan benar,resiko
yang dapat ditimbulkan alat,hal-hal penting yang harus diperhatikan kemungkinan
resiko yang ditimbulkan dan penanganannya. Agar pada praktikum selanjutnya
tidak melakukan kesalahan.
BAB
II
Teori
2.1 Sejarah
Hemositometer
Hemositometer
ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari sebuah slide
mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah
kamar. Ruangan ini adalah diukir dengan laser-grid tergores garis tegak lurus.
Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis
diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk
menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume tertentu cairan, dan
dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan.
2.2
Definisi Hemositometer
Definisi Hemositometer
atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel
darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel
mikroskopis lainnya.
2.3 Spesifikasi
hemositometer
a.
Pipet throma
Dibagi
menjadi 2, yaitu :
-
pipet throma leukosit
-
pipet throma eritrosit.
1)
Pipet throma leukosit,
berguna untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah leukosit dan
eosinofil. Ciri-cirinya :
-
Mempunyai skala dari 0,5; 1; 11
-
Didalamnya terdapat bola kaca berwana putih.
-
Pengenceran darah yang dilakukan dengan menggunakan pipet ini yaitu 20X untuk
hitung leukosit, dan 10X untuk hitug eosinophil
2) Pipet throma eritrosit berguna untuk
mengencerkan darah dalam pemeriksaan
jumlah
eritrosit dan trombosit. Ciri-cirinya :
-
Mempunyai skala dari 0,5; 1; 101
-
Didalamnya terdapat bola kaca beerwarna merah
-
Pengenceran darah yang dilakukan dengan pipet ini yaitu 200X untuk pemeriksaan
hitung eritrosit maupun trombosit.
b.
Kamar Hitung
Kamar
hitung berguna untuk menghitung jumlah sel-sel darah. Banyak ragam atau jenis
kamar hitung, diantaranya:
1)
Kamar hitung Improve Neubauer
2)
Kamar hitung Original Neubauer
3)
Kamar hitung Burkeer
4)
Kamar hitung Turk
5)
Kamar hitung Thoma
Penghitungan konsentrasi sel pada
hemasitometer didasarkan pada volume di bawah kaca penutup. Satu kotak besar (W
dalam Gambar I.4) memiliki volume 0,0001 ml (panjang x lebar x tinggi = 0,1 cm
x 0,1 cm x 0,01 cm = 0,0001 cm3 = 0,0001 ml). Hemasitometer diisi
oleh gaya kapiler. Satu tetes dari larutan campuran sel yang terlarut dengan
baik dipipet pada ujung tepi dari hemasitometer dan kemudian perlahan-lahan
dibuang kelebihannya supaya cairan tertarik masuk ke dalam ruang oleh gaya
kapiler.
Pewarnaan sel seringkali membantu
visualisasi dan penghitungan, baik campuran sel dengan volume trypan blue (0,4% (w/v) trypan blue dalam PBS) yang setara
untuk menentukan penghitungan sel hidup atau mati (sel mati berwarna biru) atau
membunuh sel dengan 10% formalin dan kemudian mewarnai dengan trypan blue atau pewarna lain (untuk
meningkatkan visualisasi dari semua sel).
Terdapat dua metode sederhana seperti
yang digambarkan untuk penghitungan sel berdasarkan pada luas permukaan dari
hemasitometer yang digunakan untuk menentukan jumlah sel. Pemilihan metode
bergantung pada konsentrasi sel dan keakuratan prosedur bergantung pada jumlah
sel yang terhitung. Ketika konsentrasi sel rendah, harus dihitung lebih banyak
kotak.
Metode A
Dihitung jumlah sel pada 4 kotak luar .
Kosentrasi sel dihitung sebagai berikut
:
Konsentrasi sel per mililiter = Total
sel terhitung dalam 4 kotak x 2500 x faktor pengenceran
Metode B
Diperkirakan konsentrasi sel dengan
menghitung 5 kotak dalam kotak besar tengah.
Konsentrasi sel per mililiter = Total
sel terhitung dalam 5 kotak x 50,000 x faktor pengenceran.
Contoh di bawah ini menunjukkan garis
merah di mana sel pada garis akan dihitung. Jika titik merah adalah sel, maka
pada gambar di bawah terdapat 3 sel
pada bagian atas tengah kotak besar.
Semua dari 25 kotak besar dapat
dihitung, atau suatu pola penghitungan dengan menggunakan jumlah kotak yang
lebih sedikit dapat digunakan sepeti pada gambar di bawah.
2.5 Cara Pengoperasian Hemositometer
Ketika
sebuah sampel cair yang mengandung sel amobil ditempatkan pada ruangan, itu
ditutup dengan kaca penutup, dan kapiler sepenuhnya mengisi ruang dengan
sampel. Melihat kamar melalui mikroskop, jumlah sel dalam ruang dapat
ditentukan dengan menghitung. Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah
selama mereka bisa dibedakan secara visual. Jumlah sel di dalam ruang yang
digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran dari
mana sampel diambil: itu adalah jumlah sel di dalam ruang dibagi dengan volume
ruang itu (volume ruang yang diketahui dari mulai), memperhitungkan setiap
pengenceran dan menghitung pintas : konsentrasi sel dalam campuran asli.
Cara
membaca sel pada kamar hitung secara umum :
-
Untuk hitung jenis leukosit, dihitung pada 4 kotak besar di tepi.
-
Untuk hitung jenis eritrosit, dihitung pada 5 kotak sedang di tengah.
-
Untuk hitung jenis trombosit, dihitung pada 25 kotak sedang di tengah.
-
Untuk hitung jenis eosinofil, dihitung pada 9 kotak besar.
Cara
mengisi kamar hitung:
-
Kamar hitung diletakkan di atas meja mikroskop dengan posisi datar.
-
Tutup dengan deck glass
-
Homogenkan sampel yang akan diteteskan.
-
Teteskan sampel yang sudah diencerkan dengan pipet throma.
2.6 Perawatan Beaker Glass
Bersihkan setiap komponennya setelah
selesai digunakan, Hati-hati dalam membersihkan bilik hitung agar garis-garis
bilik hitung tidak hilang., Simpan di tempat kering untuk menghindari tumbuhnya
jamur,Pastikan setiap komponen di dalamnya dalam keadaan lengkap dan masih bisa
igunakan, Pastikan juga tidak terkontaminasi dan bersih.
2.7 Kemungkinan Resiko Kecelakaan
·
Berhati-hati
saat mengisap cairan dengan pipet thoma, jangan sampai tertelan.
·
Berhati-hati
saat memegangnya, karena benda ini terbuat
dari kaca.
2.8 Trouble Shooting
·
Apabila
salah satu alat dalam satu set itu rusak maka pengoperasian tidak dapat
beroperasi optimal, dan secara keseluruhan harus diganti
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Hemositometer adalah alat untuk menghitung jenis sel serta
partikel mikroskopis lainnya. Hemocytometers sering digunakan untuk menghitung
sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke
otak setelah melakukan tusukan lumbal, atau jenis sel lain di suspensi.
3.2 saran
Perlunya
pengembangan pengetahuan kepada praktikan mengenai alat laboratorium terutama
Hemositometer.
Perlunya kesadaran akan
pentingnya mengetahui kemungkinan resiko alat dan penanganannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar